BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan novel
saat ini digunakan hanya dibaca, menghibur atau memotivasi diri sendiri agar
bangkit kembali. Seperti novel Ketika Cinta Bertasbih, Laskar Pelangi,
Perempuan Berkalung Sorban, dan Sang Pemimpi. Sudah banyak orang tertarik untuk
membacanya dan tanpa sadar jarang sekali untuk
diidentifikasi isi sebuah novel.
Dari segi
analisisnya novel Half Full Half Empty
Setengah isi setengah kosong, merupakan kalimat yang patut menjadi bahan
renungan guna melakukan terobosan dengan membuat perbadaan. Berbuat lebih baik
adalah baik, namun membuat pebedaan inilah yang menjadi selling point setiap individu dalam organisasi maupun lingkungan
masyarakat.
Setengah
isi setengah kosong, tentu tidak disusun setengah-setengah karena
di dalamnya terurai beragam kisah sarat makna. Ibarat sebuah gelas yang
setengahnya berisi air, sebagian orang mungkin mengatakan gelas itu setengah
kosong dan sebagian lagi melihat gelas tersebut masih setengah berisi. Dilihat
dari ‘kebenaran’ berdasarkan fakta, kedua jawaban tersebut benar. Akan tetapi,
di balik itu semua, yang menarik adalah cara pandangnya.
Berbagai cara
pandang! Inilah yang akan tersaji dalam novel Half Full Half Empty ini.
Tepatnya, bagaimana kita memandang sesuatu dengan cara yang berbeda.
Oleh karena
itu, penulis memilih novel Setengah Isi Setengah Kosong “Half Full Half Empty”
karena terdapat banyak makna arti sebuah kehidupan dan tidak hanya itu
kalimat-kalimat dalam novel pun banyak mengandung motifasi. Sehingga penulis memilih
judul paper Bentuk motivasi dalam Novel
Setengah Isi Setengah Kosong “Half Full
- Half Empty”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dirumuskan-rumusan masalah sebagai berikut.
1) Apa
pengertian motivasi?
2) Bagaimana
wujud motivasi yang terkandung dalam novel Setengah Isi Setengah kosong “Half
Full - Half Empty?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan paper ini adalah sebagai berikut.
1) Untuk
mengetahui wujud motivasi yang terkandung dalam novel Setengah Isi Setengah
Kosong “Half Full - Half Empty”
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Motivasi
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1989: 130) motivasi di defisinikan sebagai dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu, usaha yang dapat menyebabkan seseorang
atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Dorongan
untuk bertindak yang pada hakikatnya terselubung bagi yang bersangkutan, tetapi
dapat ditelusuri melalui perilakunya.
Memotivasi : Memberikan motivasi
menciptakan suasana yang subur untuk lahirnya motif.
Pemotivator
: Orang atau sesuatu yang mrmotivasi.
Termotivasi : Terdorong untuk melakukan
sesuatu.
Memotivator : Orang yang menyebabkan
timbulnya motivasi pada oarang lain untuk melaksanakan sesuatu.
Pengertian
motivasi dan definisi pada dimensi subyektif, ada di dalam diri setiap
individu, yang mendorong lahirnya aktivitas. Motivasi merupakan pendorong utama
perilaku seseorang dalam suatu pekerjaan. Seorang pekerja menjadi rajin atau
tidak rajin, kreatif atau tidak kreatif, dapat ditelusuri lewat motivasi yang
ada di dalam dirinya. Perhatian serius pada masalah motivasi membuat pimpinan
di suatu organisasi dalam memanfaatkan motivasi di dalam diri tiap pekerja
untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.2
Wujud Motivasi
Sebelum
dipaparkan data tentang kalimat-kalimat motivasi dalam novel Setengah Isi Setengah Kosong “Half Full
– Half Empety”, terlebih dahulu dipaparkan sinopsis tersebut. Berikut
sinopsisnya.
Seorang staf muda bagian promosi
produk pakaian dalam wanita diminta oleh pemimpinnya untuk melakukan survei
pasar di lokasi suku pedalaman. Hal itu dilakukan untuk melihat kemungkinan
ekspansi pasar di sana. Hari pertama di berada lokasi membuatnya prustasi
karena melihat hampir semua wanita suku pedalaman ini tidak menggunakan
pakaian, apalagi pakaian dalam. “Tidak mungkin melakukan ekspansi ke tempat
ini!” katanya mantap, lalu ia pun pulang ke kantor pusatnya.
Si pimpinan tidak percaya dan mengirim staf
muda lainnya untuk mencari pendapat kedua. Begitu tiba di lokasi, si staf muda
yang kedua ini langsung terpengaruh menyaksikan ada banyak wanita suku
pedalaman yang tidak menggunakan pakaian dalam. “Ini kesempatan emas, justru
melalui ekspansi pasar membuat mereka semakin beradap!” sergahnya penuh dengan
optimisme. Ia pun segera menghubungi kantor pusatnya, menginformasikan bahwa
ada ladang baru yang harus digarap.
Dua orang yang berbada, namun dari latar
belakang perusahaan yang sama dan melihat situasi yang sama, namun memiliki
cara pandang yang berbeda. Satu optimis dan yang lainnya pesimis. Perubahan
situasi pasar dan lingkungan bisnis membuat setiap individu meresponi dengan
cara yang berbeda pula.
Mutasi yang mendadak dari kantor pusat ke
daerah, terkadang memunculkan pikiran bahwa ini adalah akhir dari segala-galanya.
Pengalihan tugas ke tempat atau unit kerja tertentu, terkadang membuat kita
mengklaim diri sedang dibuang. Bahkan, ketika memasuki usia pensiun, sering
direspon sebagai malapetaka yang besar, karena ada bagian dari dirinya yang
telah hilang sama sekali. Pergumulan hidup apa pun yang dialami manusia (maupun
perusahaan) acapkali dimaknakan sebagai sisi gelap dari perjalanan karir dan
kehidupan seseorang. Padahal pepatah bijak menyebutkan, “bukan peristiwanya
yang penting, melainkan bagaimana cara kita merespon peristiwa yang terjadi
tersebut yang akan menentukan kualitas diri kita.”
Satu ilustrasi dalam pelatihan motivasi yang
lazim sering dilakukan adalah dengan mengambil sebuah gelas yang setengahnya
berisi air. Setiap orang diminta untuk mengatakan apa yang dilihatnya. Sebagian
mengatakan gelas itu setengah kosong dan sebagian lagi melihat gelas tersebut
setengah masih berisi. Dilihat dari ‘kebenaran’ berdasarkan fakta, kedua
jawaban tersebut benar. Dibalik itu semua, yang menarik adalah cara pandangannya.
Coba kita perhatikan dengan seksama, mereka yang mengatakan gelas tersebut
setengah kosong mengilustrasikan bahwa cara pandang yang pesimis, sedangkan
yang melihat gelas tersebut setengah masih ada isinya, bahkan dengan semangat
mengatakan, “masih ada setengah lagi, pak!” mengilustrasikan cara pandang yang
positif (optimis).
Ilustrasi ini dapat kita rasakan sebagai contoh
ketika jam kerja sudah menuujukan 15.45 WIB, dan kita diminta untuk melakukan
pekerjaan tertentu. Sebagian orang dapat saja mengatakan, “Ah, tanggunglah,
besok saja. Sebentar lagi juga peluang!”
Sebagian lagi justru mengatakan yang
sebaliknya, “Mari saya kerjakan, mumpung masih ada waktu 15 menit lagi. Besok
kita punya pekerjaan lain!”
Waktunya sama, namun cara kita memandang untuk
bersikap terhadap waktu yang sisa 15 menit tersebut tentu berbeda-beda.
Di lain waktu, dari sisi bisnis, tentu setiap
orang pun dapat melihat dengan cara pandang yang berbeda terhadap situasi yang
melanda perusahaan. Perkembangan perusahaan bisa bertahan (survive) dan
bertumbuh (growth) atau tidak, juga bergantung bagaimana karyawan memandangnya.
Dalam kehidupan hubungan antar pegawai pun
demikian. Cara kita memandang orang lain akan sangat mempengaruhi bagaimana
hubungan kita dengan orang tersebut selanjutnya. Ada saja orang yang berkutat
pada sisi negatif orang lain dibandingkan potensi-potensi yang masih
dimilikinya. Masih ada juga segelintir orang yang lebih suka menceritakan
“gelas kosong” orang lain daripada “gelas isi” dirinya. Para ahli mengatakan
bahwa cara pandang ini sangat besar di pengaruhi oleh apa yang masuk melalui
pikiran. Baik itu melalui media bacaan, tontonan, maupun hasil perbincangan
dengan orang lain, juga sistem pola asuh di rumah. Menariknya lagi, cara
pandang ini tidak ada hubungannya dengan gelar yang disandang, pangkat, jabatan
serta kekayaan seseorang. Semua hal ini semata-mata tergantung daripada
kualitas mental seseorang.
Bagaimana “gelas” keluarga kita saat ini,
bagaimana “gelas” perjalanan karier kita selama menatapi jalan-jalan menuju ke
kantor, bagaimana pula “gelas” perusahaan dalam perkembangan terakhirnya. Semua
tentu tidak ada yang penuh, dan pasti ada bagian-bagian yang kosong. Satu
langkah yang penting untuk melaluinya dengan efektif adalah dengan memaknainya
pada sisi yang masih terisi. Melalui pemaknaan yang demikianlah kita akan mampu
berbuat kreatif dan berbuat banyak bagi perusahaan, keluarga, dan diri sendiri.
John Wesley pernah bertutur, “Lakukan yang
terbaik yang bisa Anda lakukan, dengan segenap kemampuan, dengan cara apapun,
di mana pun, kapan pun, kepada siapa pun, sampai Anda sudah tidak mampu lagi
melakukannya.”
Novel yang
berjudul Setengah Isi Setengah Kosong “Half Full – Half Empty” ditulis oleh
Parlindungan Marpaung, Drs., Psi., MT., MA. Pria kelahiran Jambi, 13 November
1968, ini adalah seorang psikolog di bidang industri dan organisasi, dan telah
menyelesaikan Pogram Megisternya di bidang Teknik Manajemen Industri (MT) dan
Pelayanan Perkotaan (MA) di Bandung. Penulis juga adalah seorang Certified Trainer John C. Maxwell. Sejak
mahasiswa, penulis sangat concem
menggeluti bidang pelatihan dan pengembangan. Bahkan, pakar psikolog Prof. Dr.
John Nimpoeno menyatakan dalam salah satu analisisnya, penulis memiliki talent dan impact yang luar biasa dalam memberi pelatihan.
Wujud Motivasiyang terkandung dalam novel Setengah Isi Setengah Kosong
“Half Full – Half Empty”
Berikut ini
wujud motivasi yang terkandung dalam novel Setengah Isi Setengah Kosong “Half
Full – Half Empty”.
“Keindahan
hidup dapat kita rasakan manakala kita lebih banyak memberi daripada sekadar
menerima.” (Half Full-Half Empty, 2006: 41)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu alangkah indahnya memberi daripada
lebih banyak untuk meminta dalam kehidupan ini.
“Tulus adalah kata yang abadi dalam membina hubungan antar manusia.” (Half
Full-Half Empty, 2006: 75)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu apabila kita menjalani kehidupan
dengan ketulusan hidup akan tenang dan selalu dapat menerima apa adanya.
“Banyak orang yang gagal adalah orang yang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan kesuksesan saat mereka
menyerah.” (Half Full-Half Empty, 2006: 85)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu janganlah mudah menyerah apabila
menemui kegagalan karena kegagalan adalah awal dari sebuah kesuksesan.
“kalau anda ingin menempuh jarak jauh dan cepat, ringankanlah beban Anda.
Tinggalkan segala iri, kecemburuan, ketidakrelaan mengampuni, sikap
mementingkan diri sendiri, dan ketakutan!” (Half Full-Half Empty, 2006: 92)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu jika Anda ingin mejalani hidup ini
dengan kemudahan lakukan dengan ikhlas dan hilangkan segala iri dalam hati.
“Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi, tidak ada langkah
yang terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak ada orang yang terlalu sulit
untuk dihadapi ketika kita mampu menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan
hati yang jernih dan kepala dingin.” (Half Full-Half Empty, 2006: 112)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu apabila kita akan menyikapi masalah
usahakanlah menyikapi dengan hati jernih dan kepala dingin agar masalah selesai
dengan baik.
“Saat orang lain diam, kita mulai berjalan. Saat orang lain jalan, kita
mulai berlari. Saat orang berlari, kita sudah sampai. Saat orang lain sampai,
kita istirahat. Saat orang istirahat, kita sudah mulai jalan lagi. One Step
Ahead.” (Half Full-Half Empty, 2006: 122)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu gunakanlah waktumu sebaik-baiknya
karena “time is many” begitu
berharganya waktu itu dan waktu tak dapat kembali ke masa lalu jika kau ada
penyesalan.
“Kita tidak dapat melihat masa depan sebagai kelanjutan masa lalu...karena
masa depan akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara
kerja lama supaya kita sukses di masa depan.” (Half Full-Half Empty, 2006: ix)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu jangan pernah melihat di kegagalan
masa lalu karna dengan itu kamu tidak akan bangkit kembali untuk mempersiapkan
ke masa depan.
“Different isn’t always better, but the best is always different. (Berbeda
tidak selalu lebih baik, tetapi yang terbaik itu sudah pasti berbeda).” (Half
Full-Half Empty, 2006: ix)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu berusahalah untuk menjadi yang lebih
baik.
“Berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita adalah hal
biasa dan normatif. Namun, berbuat baik dan memberi kepada orang yang justru berbuat jahat kepada kita adalah hal yang luar
biasa.” (Half Full-Half Empty, 2006: 83)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu hanya orang-orang yang memiliki
tingkat pemahaman spiritualitas yang tinggilah yang dapat melakukan tersebut.
Sukses kita dalam menjalani kehidupan ini bukan dari apa yang sedang dan akan
kita raih, melainkan dari seberapa banyak yang sudah kita berikan untuk
sesama.
“Kehidupan
manusia adalah kehidupan yang ‘jatuh
bangun’. Sang Pencipta tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru,
namun satu hal yang pasti, setelah hujan reda selalu tampak pelangi.” (Half
Full-Half Empty, 2006: 109)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu menang terkadang hidup itu pasang
dan surut, susah dan bahagia, sulit dan mudah. Roda kehidupan itu berputar. Jadi
apapun cobaan yang ada jalani saja dengan senyuman.
“Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh,
melainkan karena kita Bangkit setiap kali jatuh.” (Half Full-Half Empty, 2006:
17)
·
Pesan motivasi
yang terkandung dalam novel tersebut yaitu orang yang sukses adalah seseorang
yang tak pernah menyerah ketika dia gagal tetapi, dia selalu berusaha.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan.
Motivasi merupakan pemberian atau
penimbulan motif, sehingga pengertian motivasi kerja adalah semangat atau
dorongan kerja. Kesediaan seseorang untuk bekerja disebabkan karena adanya
dorongan atau motif berupakebutuhan yang timbul dalam diri seseorang yang harus
dipenuhi dengan bekerja.
Pendapat yang lain, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Pendapat yang lain lagi, motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Motivasi sebagai proses dimana perilaku diberikan energi dan diarahkan.
Motivasi as the set of processes that arause, direct, and maintain human behavior toward attaining a goal, bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang terdiri dari tiga bagian yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Bagian pertama adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong (arouse) seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan biasanya adalah suatu kebutuhan. Kebutuhan mendorong seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhan. Bagian kedua dari proses motivasi adalah arah (direction). Ada bermacam-macam jalan yang dapat digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan dari bermacam alternatif tersebut seseorang harus memutuskan jalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Bagian terakhir dari motivasi adalah memelihara (maintanence). Jalan yang telah dipilih harus tetap dijaga sampai kebutuhan tercapai.
Definisi lain mengenai motivasi adalah akibat dari interaksi individu dan situasi. Dalam wacana organisasi, motivasi dapat dikatakan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Motivasi mempunyai tiga elemen yang berkaitan dan berhubungan antara satu dengan lainnya. Ketiga elemen itu adalah needs, drives, dan incentives. Needs menimbulkan ketidakseimbangan secara fisiologis atau psikologis.
Ketidakseimbangan akibat adanya kebutuhan menjadi pendorong (drives) untuk memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keseimbangan baru. Keseimbangan baru akan muncul apabila kebutuhan terpenuhi. Kebutuhan terpenuhi oleh incentives dan pada akhirnya akan mengurangi needs dan drives.
Pendapat yang lain, motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Pendapat yang lain lagi, motivasi merupakan keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves dan mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Motivasi sebagai proses dimana perilaku diberikan energi dan diarahkan.
Motivasi as the set of processes that arause, direct, and maintain human behavior toward attaining a goal, bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang terdiri dari tiga bagian yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Bagian pertama adalah sesuatu yang menggerakkan atau mendorong (arouse) seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan biasanya adalah suatu kebutuhan. Kebutuhan mendorong seseorang untuk berusaha memenuhi kebutuhan. Bagian kedua dari proses motivasi adalah arah (direction). Ada bermacam-macam jalan yang dapat digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan dan dari bermacam alternatif tersebut seseorang harus memutuskan jalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Bagian terakhir dari motivasi adalah memelihara (maintanence). Jalan yang telah dipilih harus tetap dijaga sampai kebutuhan tercapai.
Definisi lain mengenai motivasi adalah akibat dari interaksi individu dan situasi. Dalam wacana organisasi, motivasi dapat dikatakan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Motivasi mempunyai tiga elemen yang berkaitan dan berhubungan antara satu dengan lainnya. Ketiga elemen itu adalah needs, drives, dan incentives. Needs menimbulkan ketidakseimbangan secara fisiologis atau psikologis.
Ketidakseimbangan akibat adanya kebutuhan menjadi pendorong (drives) untuk memenuhi kebutuhan sehingga akan menimbulkan keseimbangan baru. Keseimbangan baru akan muncul apabila kebutuhan terpenuhi. Kebutuhan terpenuhi oleh incentives dan pada akhirnya akan mengurangi needs dan drives.
3.2 Saran
Motivasi
adalah elemen terpenting dalam kehidupan untuk mendorong keinginan indifidu
guna mencapai suatu tujuan. Motivasi sangat penting perannya untuk kehidupan
agar menjalani hidup dapat selalu semangat karena dapat dorongan dari beberapa
seseorang yang di mana seseorang itu dapat memberi kata-kata motivasi bagi
orang yang putus asa setelah jatuh dari usahanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Marpaung, Parlindungan. 2006. Setengah
Isi Setengah Kosong: MQS Publishing.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.